Aya, menantu saya yang mengaku kepada saya bahwa dia menyukai wanita. Berlawanan dengan keterkejutanku, dia mendekatiku. Aku terpesona oleh nafas manis di telingaku dan bobot pantatnya yang bulat dan menyenangkan, dan aku terpesona oleh bibir dan lidah Aya dan melewati batas. Suatu sore, aku tidak bisa melupakan perasaan itu. Saat aku menempelkan bibirku di bibirnya, Aya melepas pakaianku, mengusap payudaraku, dan membiarkan bibirnya merayapi vaginanya yang basah. Aku datang….