Emi tinggal bersama suaminya, yang mengelola pabrik mobil, dan ayah mertuanya. Karena resesi, manajemen perusahaan menjadi miring, dan dia menjadi tidak berhubungan seks dengan suaminya, dan Emi, yang berada di puncak hidupnya, haus akan kulit manusia. Suatu hari, di kereta yang penuh sesak dalam perjalanan ke tempat kerja, Emi bertemu dengan seorang cabul untuk pertama kalinya dalam hidupnya. Di sana, Emi merasakan nafsu yang mengalahkan rasa takutnya. Di lain hari, Emi kembali bertemu dengan seorang penganiaya dan mengetahui identitas pelakunya.